Kebisingan, kenisbian dan kesemuan, membuat seseorang dengan gagap menangkap apa yang nyata dan tidak. Perbedaan diantara keadaan yang semu dan nyata dicampuradukkan menjadi satu tatanan yang dianggap sebagai realitas. Realitas yang dibangun atas yang semu dan real, nyatanya tak mampu memberikan suatu pandangan yang konkret tentang apa yang real.
Kesemuan dan kenisbian membuyarkan
apa yang nyata tampak dalam problema yang mungkin harus di singgung secara
serius. Kenyataan yang senyata-nyatanya, harus di bangun atas dasar
rasionalitas akal budi dan epistemologi ilmu pengetahuan. Tak serta merta yang
benar diandaikan dengan subjektivitas personal yang mengandaikan pertunjukan
akrobat trance (ke-adaan grambyang).
Keadaan kurang rasionalitas, dan
kurang kehati-hatian menempatkan sesuatu atas dasar kebenaran impian.
Mereduksikan realitas yang se-ada-adanya ke dalam bilik kamp konsentrasi.
Kamp-kamp yang dibangun mempunyai peran aktif memenjarakan keadaan yang sebenarnya
dan menggantikannya dengan hal yang semu, nisbi dan irasional.
Ke-irasionalitasan terbukti dengan adanya pembangunan pondasi dasar imajinasi
yang terlampau jauh dengan ada-nya.
Keadaan ada, yang se-ada - adanya
yang memungkinkan seseorang menerima dengan mempertimbangkan rasionalitasnya
dan menghilangakan paham kesemuan dalam akal budinya.
Kekurangan rasionalitas dalam diri,
dapat menjauhkan diri dengan Ada-nya. Ada (M.Heidegger) sebagai manusia sejati,
yang menerima secara menyeluruh tentang fenomena-fenomena yang terjadi. Membuat
manusia menyadari dirinya sebagai ada sebagai bagian ada dari alam semesta.
Penciptaan ide tentang yang ideal
dan perfeksionis, mengarahkan manusia sebagai ada yang merupakan bagian dari
ada- nya alam, membuat manusia terdistorsi dan terlena sehingga menempatkan
diri ke dalam kamp pengasingan.
Terkotak dalam situasi pengandaian tentang Yang Ada Di sana sebagai pencapain halusinasi dan memutarbalikkan fakta bahwa ia harus mengada secara alami. Keadaan halusinasi, terlebih dalam keadaan trance, seolah-olah pencapaian diri sudah final tetapi pada faktanya ia tak beranjak dari tidur panjangnya.Keterlemparan dari yang real dan menjauhkan diri dari keadaan yang senyatanya, mengakibatkan kehilangan pegangan dengan apa yang baku atau tetap. Keterlemparan ke dalam dan keluar membingungkan arah langkah untuk berjalan.
0 Comments