Paradigma #1

Tadi pagi, ku seduh segelas kopi hitam lengkap dengan camilannya serta kuntum rokok kretek khas dari Kabupaten Trenggalek. 
Ku hisap tembakau dan ku icip kopi itu, sambil memandang mega muncul dari ufuk timur. Ku lihat orang orang rame riuh pergi ke pengaduan untuk mendapatkan sandang pangan disertai dengan semangat kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan, ada tukang sayur, pns, pedagang asongan, petani dan peternak ayam yang kerjaannya cuma mengasih makan ayam. 

Sekilas tak ada kesenjangan klas sosial yang mencolok diantara mereka, mereka hidup "ayem tentrem tur marem lan guyub rukun karto raharjo". 

Meskipun mereka baik-baik saja dalam bersosial, tapi mereka kadang kala lupa identitas mereka sebagai kepuarga pancasila. 
Mereka lupa dengan ciri khas bangsa Indonesia yang mengedapankan prinsip gotong royong, rangkul merangkul antar sesama. 
Mereka lebih asik dengan pekerjaan mereka untuk mencari uang hingga lupa dengan semangat kekeluargaan, ini dibuktikan dengan adanya kekurang minatan diantara mereka yang ketika ada acara bersih lingkungan.

Yang menjadi prasangka buruk bagiku adalah bila hal ini diteruskan akan mengarah pada ketidakpedulian antar sesama, yang menjadikan egoistis diantara mereka, mengedepankan nilai ego mereka hingga memakan diantara sesamanya. Yang paling parah jikalau over ego mereka menjadi jadi, sehingga rasa humanisme diantara mereka hilang, mereka serasa hidup secara individual dan tak mau peduli dengan sesama mereka.

Skeptis saya berkata, negara Indonesia sudah mengalami setengah dari hal hilangnya rasa kemanusiaan dan rasa kekeluargaan, lihatlah pancang pancang bangunan perkotaan menjulang tinggi lengkap dengan kantor dan perhotelan kelas kakap. 

Mereka hidup dibangunan kesejahteraan tapi juga bangunan kesengsaraan. Mereka tebal uang tapi tidak dengan kesadaran, mereka lengkap hidupnya tapi tidak dengan kebahagiaannya.

Kurangnya kesadaran akan identitas bangsa menjadikan Indonesia hilang pegangan dalan menghadapi arus global, yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah kesadaran kaum milenial yang makin tergerus ke dalam dunia individulism, hingga mereka lupa dengan lungkungannya sendiri. 

Atau mungkin yang menjadikan mereka seperti itu adalah pendidikan di Indonesia yang kurang mampu mengaplukasikan nilai nilai kehidupan dalam pelajaran? atau mungkin kurangnya literasi di Indonesia sehingga indonesia lupa dengan adatnya?,
Dalam suatu malam aku bermimpi bangsa ini menggunakan sistem sosialis agamis dan dipadukan dengan etika jawa, alangkah tentram hidup disini.
 
Bayangkan orang jawa dengan lemah lembut dalam bertutur kata, sopan santunnya dan kerendahan hatinya. Tapi semu itu sudah ada di Pancasila, tinggal bagaimana cara membaca dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.

M.A.H

Post a Comment

0 Comments