PROSA: CERITA DARI NEGERI DONGENG

 

Selamat malam Lily,
Salam bahagia untukmu,


Lily,


Aku akan mengatakan kepada engkau, bahwa bagian bahagia ada kecewa untuk di rasa. Seperti air yang turun ke padang pasir, mengalir bahagia seketika akan turun dan akan hilang di terpa terik mentari.

Begitupun dengan bahagia Lily, kita musti berhati hati terhadap semua kemungkinan yang akan menenggelamkan kita pada kekuatan cinta.

Kita juga musti mengganti derita agar kita terbebas dari nestapa.

Mungkin aku telah mengalami kecewa yang mendalam untuk sebuah bahagia, harus aku terangkan bahwa aku bukan raksasa yang berebut roti pengelak agar aku terhindar dari derita. Aku juga bukan orang yang merengek untuk sebuah air yang mengucur deras dari sang tuan. Aku hilangkan beban terdalam agar mampu mendorong keluar supaya aku bebas dari rasa tertekan.

Begitulah Lily, aku melihat kecewa. Ia datang dan melayukan bunga kecilku, mengeringkan tanaman padiku hingga menyurutkan kelopak air mataku.


Sekarang, Lily..


Aku akan cerita tentang para pengecer yang tercecer demi sebuah roti. Mereka bersuara dengan lantang di atas menara, memekikkan kata "aku merdeka, aku merdeka". dengan tangan mengepal dan berbicara tentang dialektika.

Dan akhirnya mereka mengambil perahan dari hasil jerih payah seorang pegawai, memberinya sebuah harapan tentang kemerdekaan dan kemapanan.

Sang pegawai pun mengambil kesempatan, ia berkata iya untuk sebuah pekerjaan. Merasa mempunyai tangan lebih panjang, sang pegawaipun mengambil bunga tetangga, dan mengatakan bahwa ia punya pupuk untuk menyemainya.

Ia janjikan pula sebuah pekarangan lengkap dengan kupu-kupu peliharaannya. Dengan begitu bunga yang malang itu mengharap belas kasihan untuk melanjutkan kebahagiaannya, ia terlalu berharap bahwa hama pasti tidak mengganggunya.

Tapi apa dikata, sang tuan lebih punya bunga mawar yang harum dan elok untuk di lihatnya, ia mengacuhkan sang pegawai dan meninggalkan dengan sebuah kecewa. Sang pegawai pun berkata "kita telah ditipu, telah dikhianati".

Dan dengan rasa kecewa sang pegawai tertunduk malu dengan paras yang layu. Sambil merunduk ia berkata "Dengan begini kita tahu bahwa dunia suka bercanda, memalingkan muka dan menghina sesamanya."

 

Begitulah kiranya ceritaku untukmu Lily,
Cerita yang bagus untukmu, karena dalam bunga pasti ada hama yang harus kita jaga. Mereka akan tetap hidup untuk berkata bahwa hidup tak sepandai merangkai kata. Hidup harus punya cerita dan fakta tentang pembuktian cinta bukan hanya tentang permainan kata.

Dan yang terakhir aku sampaikan kepadamu Lily,
Janganlah engkau percaya kepada manusia seperti engkau percaya pada Tuhanmu, janganlah engkau mengadu nasib kepada manusia, janganlah engkau sesumbar bahwa engkau yang terbaik diantara sesamamu, janganlah engkau berkata bahwa akulah sang pemberi jalan.
Cukuplah engaku mengembang biakkan bunga melati yang aku selipkan ke kolong lemarimu, rawatlah dan gunakanlah kelihaianmu dalam memupuk kuncup bunganya.

 

Cukplah bahwa hatimu paling bisa engkau percaya.

Sekiranya itu yang bisa aku sampaikan padamu pada hari ini, semoga engkau lelap dalam tidurmu, merangkai mimpi dan menyongsong esok hari dengan hati berbakti pada negeri.

 

Dari yang kekasihmu

YANG TERKASIH

Post a Comment

0 Comments