sumber: foto
Memang betul, keyakinan datangnya dari kepercayaan, kepercayaan yang bersumber pada pedoman teguh tentang suatu hal. Entah itu berupa benda, ideologi, agama maupun doktrin2.
Pedoman yang di pegang dan di imani secara teguh, ialah keputusan yang tak bisa dibantahkan bahwa manusia hidup harus mempunyai sebuah sandaran untuk bernaung. Bernanung dalam keadaan sadar dan menghayati dengan penuh rasional ialah jalan terbaik.
Saya contohkan, menghayati dengan rasional tentang kepercayaan...saya ambil, kepercayaan yg saya yakini ialah islam...
Perama, ialah akidah/ tauhid.. yg artinya percaya Allah swt itu Esa, tiada tuhan selain Dia. Ini dasar pertama dalam islam, kalau dalam domain analogisnya, ini adalah hal dasar yang merupakan akar untuk menopang batang dan ranting2 nya..
Kedua, syariat, menggambar tentang pengerjaan atau tata cara mengenal dan perilaku baik kepada sesama. Syariat ini meliputi sholat, zakat, puasa dsb. Sebagai kepanjangan dari akar yang melekat tadi, syariat merupakan batang dan ranting dari sebuah pohon..
Ketiga. Ialah, akhlakul karimah,, atau perbuatan baik kepada sesama manusia dan alam semesta..
Perbuatan baik kepada manusia dan kepada alam semesta merupakan hasil dari penyelarasan dan pengamalan dari bagian yang sebelumnya. Atau boleh dikatakan ialah buah hasil dari menjalani laku hidup yg sesuai syariat tadi.
Keempat.. ialah penilaian, dari makhluk hidup lain, yang berupa penerimaan antara yg baik dan tidak baik.. kalau buah yang dihasilkan dari laku hidup sesuai dengan apa yg ditulis dalam kitab dilakukan dengan benar, maka bisa dikatakan berbuah manis..
Kalau menghasilkan beberapa kerugian baik moril atau materil, bisa dikatakan ada kekeliruan dalam merawat pohon iman dalam diri manusia.
Jadi, dialektika dalam keimanan atau kepercayaan akan sebanding lurus dengan apa yang kita lakukan sehari-hari. Apa yang kita keluarkan atau kita hadapkan ke orang lain akan berdampak kepada diri kita sendiri
0 Comments